Twitter

Archive for Juli 2012


bayidlmMissouri – Ajaib! Seorang bayi tertusuk matanya dengan kunci mobil. Insiden itu begitu mengerikan sampai-sampai kunci tersebut menembus otaknya.
Tapi ajaib, bayi laki-laki itu selamat. Bahkan penglihatannya pun tak terganggu akibat kejadian itu.
Keajaiban ini dialami Nicholas Holderman asal Missouri, AS seperti dilansir The Sun, Rabu (26/11/2008).
Awalnya bayi berusia setahun itu terjatuh di rumahnya. Tangisan kencang Nicolas mengejutkan ayahnya, Chris yang buru-buru menghampiri buah hatinya itu. Betapa kagetnya Chris ketika melihat pemandangan mengerikan di depan matanya.
Sepasang kunci menancap di sebelah kelopak mata Nicolas dan menembus otaknya. “Itu pemandangan yang sangat mengerikan melihat ini terjadi pada bayi Anda,” kata Chris.
Ibu Nicholas, Staci, tak kalah kagetnya. “Saya yak akan pernah melupakan saat itu,” ujar wanita itu.
Para dokter mengatakan, kunci-kunci itu bisa diangkat tanpa merusak otak Nicholas. Namun sebelah mata Nicholas pasti akan rusak.
Namun ternyata, Tuhan berkehendak lain. Setelah diperiksa, dokter menemukan kalau penglihatan bayi itu sama sekali tidak terganggu.
“Lima belas menit kemudian, seorang dokter lainnya mengatakan tak ada masalah. Kami tahu ini keajaiban dari Tuhan,” kata ayah sang bayi.
Dua bulan kemudian, Nicholas tetap dalam kondisi sehat. Kisahnya banyak dibicarakan orang di kotanya, Perryville. Bayi itu pun dikenal banyak orang.


Nareepol adalah sebuah pohon di Thailand dan menyita perhatian orang-orang seluruh dunia. Masyarakat sekitar sana mengatakan bahwa Nareepol adalah kombinasi dari dua kata yaitu Naree dan Pol, yang berarti wanita dan pohon. Dengan kata lain, Nareepol artinya Pohon wanita. Ini sangat mengagumkan seperti melihat makhluk, berbentuk seorang wanita atau gadis yang tergantung pada sebuah pohon.
Fakta bahwa buah berbentuk wanita seperti itu tergantung di pohon seperti buah Mangga, dan menjadikannya lebih misterius dan mengundang keingintahuan orang-orang di seluruh dunia. Pohon Nareepol berada di suatu tempat bernama Petchaboon, Thailand.
nareepol-1
nareepol-2
nareepol-3


VIVAnews – Diktator Jerman, Adolf Hitler diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun, fakta itu kini dipertanyakan.
Seperti dikutip dari laman Daily Telegraph, Senin 28 September 2009, Program History Channel Documentary Amerika Serikat menyatakan tengkorak milik Hitler yang disimpan Rusia bukan milik pemimpin NAZI tersebut.
Itu adalah tengkorak perempuan berusia di bawah 40 tahun, bukan Hitler yang dinyatakan meninggal di usia 56 tahun.
Penemuan ini, menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada 1945. Dia diduga melarikan diri dan mati di usia tua.
Sejumlah teori beredar soal dimana kematian Hitler. Ada yang mengatakan Hitler meninggal di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia.
***
Jurnalis Argentina sekaligus pengarang buku ‘Bariloche Nazi’, Abel Basti meyakini Hitler tewas di Argentina pada 1960.
Basti mengklaim Hitler melarikan diri dari Jerman menggunakan kapal selam. Bersama belahan jiwanya, Eva Braun, Hitler diyakini menghabiskan hari-hari terakhirnya di sebuah kota bernama Bariloche. Basti mendasarkan klaimnya atas keterangan beberapa saksi.
Kemudian, seperti dikutip laman Salisburypost, 30 Agustus 1999, artikel surat kabar pada 17 Juli 1945, memberitakan Hitler dan Eva braun terlihat di Argentina.
Seorang wartawan mengirim cerita dari Montevideo ke Chicago Times — Hitler dan Braun melarikan diri ke Argentina dengan kapal selam. Keduanya hidup di kompleks orang-orang Jerman di Patagonia.
Sementara, klaim bahwa Hitler meninggal di Brazil didasarkan pengakuan anggota NAZI bahwa Hitler meninggal pada 1980 di Brazil.
Brazil diketahui sebagai tempat pelarian para mantan pengikut Hitler. Sebuah makam NAZI bahkan ditemukan di pedalaman Hutan Amazon, lengkap dengan lambang NAZI di nisan yang berbentuk salib.

***
Sebuah artikel mengejutkan telah lama beredar di sejumlah mailing list dan laman jejaring sosial. Artikel itu berisi versi lain cerita kematian diktator Jerman, Adolf Hitler. Dikatakan Hitler meninggal di Indonesia.
Cerita ini berawal dari sebuat artikel di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo — dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama ‘Hope’ di Sumbawa Besar.
Dia menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut.
Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia mengatakan dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah Hitler di masa tuanya
Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal — Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan.
Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul.
Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya — yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun.
Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.
Keyakinan Sosro, bahwa dia bertemu Hitler dan Eva Braun, membuatnya makin tertarik membaca buku dan artikel soal Hitler. Kata dia, setiap melihat foto Hitler di masa jayanya, dia makin yakin bahwa Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui adalah Hitler.
Keyakinannya bertambah saat seorang keponakannya, pada 1980, memberinya buku biografi Adolf Hitler karangan Heinz Linge yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria.
Dalam halaman 59 artikel itu diceritakan kondisi fisik Hitler di masa tua. “Sejumlah orang Jerman tahu Hitler menyeret kakinya saat berjalan, penglihatannya makin kabur, rambutnya tak lagi tumbuh. Kala perang makin berkecamuk dan Jerman terus dipukul kalah, Hitler menderita kelainan syaraf.”
Saat membaca buku tersebut, Sosro makin yakin, sebab kondisi fisik yang sama dia temukan pada diri Poch.
Dalam buku tersebut juga diceritakan tangan kiri Hitler selalu bergetar sejak pertempuran Stalingrad (1942 -1943) — yang merupakan pukulan dahsyat bagi tentara Jerman.
Sosro mengaku masih ingat beberapa percakapannya dengan Poch yang diduga adalah Hitler. Poch selalu memuji-muji Hitler. Dia juga mengatakan tak ada pembunuhan di Auschwitz, kamp konsentrasi yang diyakini sebagai lokasi pembantaian orang-orang Yahudi.
“Saat saya bertanya soal kematian Hitler, dia mengatakan tak tahu. Sebab, saat itu situasi di Berlin dalam keadaan chaos. Semua orang berusaha menyelamatkan diri masing-masing,” kata Sosrohusodo, seperti dimuat laman Militariana.
Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, “ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali.”
Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter. Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya ‘Dolf’, yang diduga kependekan dari Adolf Hitler.
Usai membaca artikel-artikel tersebut, Sosro mengaku menghubungi Sumbawa Besar. Dari sana, dia memperoleh informasi dr Poch meninggal di Surabaya.
Poch meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel.
Sementara istrinya yang asal Jerman pulang ke tanah airnya, Poch diketahui menikah lagi dengan wanita Sunda asal Bandung berinisial S. Dia diketahui tinggal di Babakan Ciamis.
Setelah menutup mulut,  S akhirnya memberi semua dokumen milik suaminya pada Sosro. termasuk foto perkawinan, surat izin mengemudi lengkap dengan sidik jari Poch.
Ada juga buku catatatan berisi nama-nama orang Jerman yang tinggal di beberapa negara, seperti Argentina, Italia, Pakistan, Afrika Selatan, dan Tibet. Juga beberapa tulisan tangan steno dalan bahasa Jerman
Buku catatan Poch berisi dua kode, J.R. KepaD No.35637 dan 35638, kode simbol lelaki dan perempuan.
“Ada kemungkinan buku catatatan dimiliki dua orang, Hitler dan Eva Braun,” kata Sosro.
Ada juga tulisan yang diduga rute pelarian Hitler — yakni  B (Berlin), S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Belgrade), S (Sarajevo), R (Rome), sebelum dia ke Sumbawa Besar.
Istri kedua Poch, S juga menceritakan suatu hari dia melihat suaminya mencukur kumis dengan gaya mirip Hitler. Ketika dia bertanya, suaminya menjawab, “jangan bilang siapa-siapa.”
Sosro mengaku tak ada maksud tersembunyi di balik pengakuannya. “Saya hanya ingin menunjukan Hitler meninggal di Indonesia,” kata dia.
Hingga saat ini apakah Hitler tewas di bunker, di Argentina, Brazil, atau Indonesia, belum bisa dipastikan. Kisah akhir hayat ‘sang Fuhrer’ terus jadi misteri.


DAVAZ, KOMPAS.com – Pintu neraka sering dilukiskan dengan suasana api menyala yang sangat mengerikan panasnya. Kondisi seperti itulah yang terdapat di sebuah lubang api menganga di daratan Usbekistan, Asia Tengah. Maka lubang api itu pun disebut sebagai “pintu neraka”.
Lubang api itu berukuran sekitar dua kali lapangan bola dengan kedalaman lebih dari 30 meter. Semula ukurannya tidak sebesar itu sejak pertama kali tahun 1975 “pintu neraka” itu dijumpai manusia.
Awalnya ahli geologi menggali dengan alat berat untuk pengeboran gas alam. Anehnya, di lokasi itu ditemukan jurang besar di bawah tanah. Saking besarnya, semua peralatan untuk penggalian itu terperosok ke dalam.
Jurang itu dipenuhi dengan gas bumi yang beracun. Belum ada keterangan resmi Uni Soviet kala itu terkait berapa jumlah korban tewas akibat terkena gas beracun. Namun para ahli segera menyingkir dan semua peralatan yang terperosok itu ditinggal pergi.
Untuk menghindari gas beracun yang terlanjur terbuka ke langit bumi itu menyebar, para ahli memutuskan untuk membakarnya. Posisinya berada di dekat kota kecil bernama Davaz.
Praktis sejak 1975 lobang raksasa itu menyemburkan api seperti gunung berapi dan masih tetap menyala hingga kini walau sudah 35 tahun berlalu. Masyarakat sekitar tak ada yang berani mendekat karena pengaruh medan panas hingga beberapa ratus meter, sehingga dinamakan “pintu neraka”.
Sampai sekarang belum ada penjelasan apakah “pintu Neraka” itu ukurannya melebar atau stabil karena gas yang keluar dari perut bumi itu langsung terbakar. Walau terkena hujan pun, apinya tidak mati.
Lubang api raksasa itu kelihatan dari kejauhan karena berada di daratan tandus yang luas. Bila malam, tampak semakin jelas dengan sorotan cahaya kekuningan yang bersumber dari “pintu neraka” itu.
Mirip dengan Lumpur Lapindo, yang terus mengeluarkan lumpur panas gara-gara pengeboran yang dinilai gagal sehingga menyembur ke permukaan bumi. Hingga kini juga belum ada ahli geologi yang mampu menghentikan semburan lumpur panas lapindo. Yang bisa dilakukan hanya membatasi agar area efek lumpur panas itu tidak terus melebar.

Berita dan fakta unik- Alam tercipta dari berbagai dimensi. salah satu dimensi yang ada dihuni oleh mahluk gaib yang tidak kasat mata oleh manusia. Dalam berbagai versi cerita, ada yang mengatakan bahwa mahluk gaib ada yang bisa menampakkan diri hingga bisa terlihat oleh manusia. dan kisah kisah tersebut bahkan ada yang diangkat dalam berbagai cerita film horor yang pernah dibuat.
Salah satu film yang mengangkat cerita fenomena mahluk hantu sejenis vampir adalah film “Twilight". Mungkin Anda penasaran apakah makhluk ini benar-benar nyata atau sekadar legenda. Memang, hantu termasuk vampir merupakan sebuah makhluk legenda yang tak pernah kehilangan pamor.

Simak tujuh tempat terbaik untuk melihat atau merasakan keberadaan vampir, seperti dikutip dari Lonelyplanet, Minggu (5/2/2012).

Kastil Bran, Rumania

Tujuh Tempat Terbaik Rasakan Kehadiran Hantu
Banyak sumber mengatakan bahwa asal muasal vampir adalah Rumania. Adalah Vlad Tepe, orang yang diduga sebagai haus darah di Rumania pada zaman dahulu. Pihak kerajaan sudah menyuruh pasukannya untuk mengamankan Tepe namun tidak berhasil.

Seorang penulis Irlandia bernama Bram Stoker membuat tokoh drakula dari kehidupan seorang Vlad Tepe, mulai dari situlah legenda vampir dikenal. Kastil Bran, sering menjadi tempat di dalam cerita-cerita Bram, kini telah menjadi museum yang didedikasikan untuk Ratu Rumania, Ratu Marie. Tempat ini sering menjadi incaran lokasi film vampir.

Musee Des Vampires, Prancis
Tujuh Tempat Terbaik Rasakan Kehadiran Hantu
Di tengah daerah Les Lilas, Prancis, tersembunyi sebuah museum unik yang didedikasikan untuk vampir. Pengunjung tidak bisa langsung datang dan masuk ke dalam museum, mereka harus membuat janji terlebih dahulu.

Setelah mendapat izin masuk, pengunjung bisa melihat koleksi buku, foto, senjata, topeng dan kostum yang berhubungan dengan legenda vampir. Di sana juga terdapat kebun yang bertemakan gothik tepatnya di bagian belakang museum.

Tur vampir di London, Inggris
Tujuh Tempat Terbaik Rasakan Kehadiran Hantu
Ibu Kota Inggris, London, menjadi salah satu tempat yang masuk ke novel vampir pertama yang ditulis Bram Stoker. Tidak heran jika tur vampir pun diadakan di sana. Tur ini menjamah rumah di Highgate yang pernah menjadi tempat tinggal seseorang yang diduga sebagai vampir.

Daerah lain yang masuk ke dalam titik kunjungan tur ini adalah pemakaman Highgate yang terkenal seram dan mistis, dan beberapa tempat misterius lain. Uniknya, tur yang dikelola Transylvania Live ini menjamu para anggota tur dengan gaya abad pertengahan. Tur diadakan di setiap malam kecuali hari Senin.

Pontianak, Indonesia
Tujuh Tempat Terbaik Rasakan Kehadiran Hantu
Indonesia juga memiliki mahkluk mistis yang dikategorikan sebagai vampir. Kuntilanak, seorang hantu wanita yang konon berasal dari Pontianak, Kalimantan, menjadi contoh vampir dari Indonesia.

Konon, kuntilanak adalah hantu yang berwujud wanita cantik, ia akan merayu laki-laki sampai mereka terlena. Setelah itu, ia akan membunuh korban dengan kukunya yang tajam. Percaya atau tidak, kisah kuntilanak memang terkenal hampir di seluruh Indonesia.

Dracula’s Haunts, Whitby, Inggris
Tujuh Tempat Terbaik Rasakan Kehadiran Hantu
Sebelum memasukkan London ke dalam cerita vampirnya, Bram Stoker memasukkan Whitby terlebih dahulu. Ia menceritakan bagaimana seorang kapten mati terbunuh dengan tragis di pelabuhan Whitby.
Kisah kehadiran vampir diceritakan Stoker sebagai sosok anjing besar. Seiring dengan mendunianya karya Bram Stoker, Whitby menjadi terkenal sebagai tujuan untuk mencari vampir.

Di Whitby ada acara minggu gothik yang selalu ramai. Minggu gothik ini diadakan dua kali dalam setahun, yaitu pada April dan Oktober. Di sana akan ada banyak konser, stand makanan dan pernak pernik, serta malam komedi.

Lokasi syuting film Buffy, AS
Tujuh Tempat Terbaik Rasakan Kehadiran Hantu
Salah satu film seri vampir yang terkenal pada tahun 90-аn adalah “Buffy Thе Vampire Slayer”. Film seri ini menceritakan mengenai seorang gadis yang berusaha membasmi vampir. Film ini memakai banyak tempat di Amerika Serikat.

Jika tertarik, Anda bisa mengunjungi lokasi syutingnya di sekitar Los angeles. Anda juga bisa mengunjungi sekolahnya di Torrance High School, UCLA Campus di Westwood, dan California State University di Northridge.

Forks, AS
Tujuh Tempat Terbaik Rasakan Kehadiran Hantu
Anda tentu kenal dengan film vampir terkenal pada saat ini yaitu “Twilight” dan serinya. Film yang mengisahkan sekeluarga vampir baik ini berhasil menarik perhatian hampir seluruh remaja di dunia. Banyak dari fans “Twilight” berbondong-bondong mendatangi lokasi film yaitu di kota kecil bernama Forks, Washington.

Sekarang, kota tersebut sudah sangat identik dengan kisah Twilight sehingga ada pula tur berdasarkan cerita “Twilight”. Perusahaan Dazzled bу Twilight menawarkan tiga macam tema Twilight tur yang berlokasi di Forks dan La Push.

Ekspedisi Dieng
Candi Dieng sesaat setelah hujan

Pemandangan yang menakjubkan
15 Mei 2011, akhirnya kujawab tantangan seorang kawan lama. Yang bertanya kapan ke Dieng…?membuat panas jiwa dan darah petualangan. setelah melihat catatan perjalanan saya di Trowulan dia selalu ber”promosi” Dieng The next Heaven.. Singkat kata segala persiapan saya lakukan termasuk menghubungi seorang sahabat diWonosono.
Berangkat tepat jam 10.00 pagi, pada awalnya rencana rute ekspedisi lewat Gunungpati-Ungaran-Ambarawa-Temanggung-Parakan-Wonosobo-Dieng, karena rute itu yang biasa orang lalui. Akan tetapi, lagi-lagi seorang kawan lama yang memberikan tantangan malah menyarankan untuk lewat rute lain : Gunungpati-Boja-Singorojo-Patean-Sukorejo-Bejen-Ngadirejo-Jumprit-Perkebunan Teh Tambi-Dieng.
Alhasil, tertarik juga berangkat lewat rute ini,  rencana untuk pulangnya tetap lewat Temanggung. Benar apa yang dikatakan…. Jalur Lewat Kendal ini sungguh mengangumkan. Pemandangan sangat menakjubkan, mulai lembah yang menghijau, deretan perbukitan yang berbaris membentuk lukisan alam, udara segar yang menyehatkan paru-paru kita, kebun-kebun buah (durian+rambutan) di kanan kiri jalan yang bila musim berbuah (membuat kita pasti pingin berhenti sejenak---kalau bisa sedikit merasakan..hehehehehe) pasti menambah berwarnanya pemandangan. Semua itu kita temui sebelum Sukorejo di daerah Patean. Setelah Kebun buah, akan selanjutnya kita akan melihat pula deretan pohon cengkeh di kanan dan kiri. Tidak akan terputus keindahan sampai di kebun cengkeh ini. Akan tetapi sangat disayangkan kondisi jalan yang kurang baik (dibaca:rusak)…namun sedikit terobati sebenarnya dengan pemandangan yang (tukul bilang) AMAZING, tampaknya rute ini disukai beberapa komunitas otomotif. Terbukti dalam perjalanan saya bertemu dengan Komunitas Marcedes Bens Semarang (melihat Plat Nomor H semua; jadi saya tahu), Komunitas Vespa, ketemu juga dengan komunitas motorcross ’jejadian’ hehehe maaf soalnya banyak juga motor bebek  yang dimodifikasi.
Setelah itu beberapa lama kemudian akan kita temui keindahan ciri khas pegunungan yaitu barisan hutan pinus. Ada juga kawasan wisata disini. Pemandian/Situs Jumprit yang lumayan ramai saat saya lewat. Tidak mampir karena tujuan utama kali ini adalah Candi Dieng. Walaupun sebenarnya Pemandian Jumprit ini, seperti informasi yang saya dapat merupakan salah satu peninggalan majapahit.. Kalau Benar begitu Suatu saat saya agendakan kesana…karena saya PeCINTA Majapahit!
Tambi
Setelah Jumprit terlewati, rute dan medan jalan membutuhkan konsentrasi lebih, naik turun dengan kelokan tajam banyak kita hadapi di sepanjang jalan. Semua itu akan kita lupakan karena pemandangan dikanan kiri kita pegunungan. Selain kokohnya pegunungan yang berdiri, aktivitas petani kentang, kol dll juga banyak juga, menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi kita.

Perlu juga di persiapkan, masker karena akan banyak tercium polusi udara di sini, (pupuk kandang yang dipakai petani : bagus juga kan, mereka pakai sumber alam bukan buatan? Jadi tidak boleh protes). Lepas dari lahan pertanian masyarakat, kita masuk ke perkebunan teh Tambi yang terkenal itu. Saat saya melintas, banyak pekerja teh yang sedang memetik daun teh. Sebenarnya spot yang menarik untuk diambil gambar, saya terus jalan karena tidak sabar segera sampai di Dieng. Di Kawasan perkebunan Teh Tambi juga ada agrowisatanya.
Setelah melewati Perkebunan Teh Tambi, di pertigaan kita ambil arah ke kanan (kalau ke kiri arah wonosobo). Perjalanan selanjutnya tidak kalah mencengangkan, bagaimana tidak dari bawah terlihat perjalanan saya akan melewati awan : saya punya julukan sendiri Dieng kota diatas awan…(katanya dieng kota tertinggi ke-2 setelah Tibet) di beberapa tempat sudah dikeliling kabut. Apabila anda bisa sampai disini sekitar jam 6 disediakan Gardupandang di pinggir jalan bisa melihat silver sunrise….
Jam 12 saya sampai di gerbang Kompleks Candi Arjuna Dieng, akan tetapi karena waktu makan siang saya putuskan untuk mencari warung makan terlebih dahulu. Setelah muter-muter terlebih dahulu, akhirnya ketemu juga tempat makan yang lumayan murah.
Mr. Chiken, nama warung itu, makanya, dari gerbang candi lurus saja setelah candi Dwarawati berada. Kelar Makan siang yang cukup murah nasi ayam+the anget+2 tempe kemul Rp.12.000 ,-.

Candi Arjuna & Candi Semar
Masuk Ke kawasan Candi Arjuna tiket Rp. 6000,-, kemudian saya sarankan untuk toilet terlebih dahulu Rp.1.000,- agar nanti saat menikmati keindahan candi anda tidak terganggu. Bayar Parkir Rp. 2.000,-. Saat berkunjung ke sini jangan lupa bawa jas hujan/ payung (saran saya), ada juga persewaan payung Rp.5.000,- dari informasi yang saya peroleh saya melengkapi diri dengan jas hujan dan sewa payung karena sering hujan mendadak di Dieng ini. Rasanya tidak sabar untuk segera ‘eksplor’ candi ini. Cukup ramai pengunjung pada saat saya berada disini. Penataaan Candi lumayan rapi, terawat, bersih mengingatkan saya akan candi Bajangratu di Trowulan, ditambah keberadaan taman yang asri nan sejuk terasa menyegarkan mata.
Dimulai dengan candi Arjuna, bangunan ada di sebelah kanan sendiri, kemudian berhadapan candi Semar. Berurutan ke kiri candi Srikandi, Candi Puntadewa dan Candi Sembadra, agak berjauhan ada candi Gatotkaca di Pintu Masuk kedua dari arah Banjarnegara. Ada juga Candi Setiyaki yang tempatnya menyendiri, agak terpisah, posisinya garis lurus dengan Candi Arjuna. Selain 7 candi utuh juga banyak berserakan bekas-bekas reruntuhan bebatuan yang lain yang akan kita temukan saat mulai memasuki Kawasan ini.
Pengalaman baru bagi saya, ketika harus mengambil gambar pada saat hujan, dengan jas hujan dan payung sewaan saya mencoba mengambil angle terbaik yang saya bisa, mklum masih belajar. Pengalaman yang berat pula sungguh saya paksakan bagi Canon EOSD1000 yang saya bawa. Kondisi lembab dengan suhu dingin tentunya menimbulkan embun di kamera saya. Apa boleh buat EOSD1000 (trims atas pengertiannya) kuatkan dirimu….. walaupun pasangan tripod  Exxell EX-280 setiamu lupa terbawa, dirimu rela ku dudukkan di bebatuan candi yang basah, kau tetap mengerti tugasmu… semakin lengkap tidak bawa lap kamera, cukup kaos yang saya pake untuk menghapus air di lensa.
Candi Srikandi
Candi Arjuna, terlihat bentuknya yang gagah sekaligus anggun, banyak stupa di atap sehingga candi ini terlihat lebih menarik, mungkin bisa dikatakan candi ini memang tampan selayaknya penggambaran Arjuna dalam pewayangan. Selain itu. Didalam candi terdapat tempat ibadah pada jaman dulu, Yoni.
Candi Semar, bentuknya kotak, seperti kubus, dengan lubang-lubang di kanan kirinya. Candi Semar paling sederhana desain dibanding candi lainnya.
Candi Srikandi adalah candi paling kecil di Kompleks candi Arjuna
Candi Puntadewa, candi yang paling kekar, sekaligus besar dibanding candi lainnya.
Candi Sembadra, terletak paling kiri di deretan candi ini.
Yang jadi pertanyaan pribadi saya, Nama Kompleks candi ini Candi Arjuna, kok ada candi Puntadewa Ya….?
Candi Gatot Kaca, kira-kira 150meter berjalan kaki dari candi Arjuna. Kesan Kekuatan, menyihir dari bentuknya.
Candi Setiyaki, candi ini tampaknya banyak terlewat oleh para pengunjung, terlihat dari jalan ke arah candi, bila anda dari candi Gatotkaca jalan yang tersedia benar benar menipu. Kondisi hujan, membuat rumput tidak mampu menahan sepatu saya untuk tetap diatas air, alhasil basah dan berlumpurlah perjalan ke Candi Setiyaki. Kepalang basah, langkah tetap saya lanjutkan, sebuah perjalanan yang tidak sia-sia
Candi Setiyaki
Candi Puntadewa
Dari jalan Wonosobo –Banjarnegara, Candi ini terlihat menyendiri sepi, pemugaran candi inipun belum sempurna. Atap candi ini belum tersusun dengan benar, sehingga masih melompong, mungkin atap yang ada dulu runtuh kemudian lapuk dimakan usia, bisa juga atapmu dibawa oleh para kolektor “bangsat” yang iri akan keelokan rupamu. (maaf saya sungguh benci dengan keadaan dan sikap oknum pencuri ornamen2 candi). Reruntuhan di sekitar candi Setiyaki merana ditemani semak belukar yang mencoba untuk menutupi keberadaan seonggok batu bisu saksi sejarah masa lalu itu….
Candi Semar
Setelah puas berdingin ria, ditemani EOSD1000, melepas lelah sambil menikmati jagung bakar pedas dan gandos gurih nan hangat di tepi candi. Dengan obrolan santai, Pak Penjual Jagung bakar menceritakan di daerah sini banyak sekali tempat wisata, telaga warna, air panas dan-lain lain yang wajib untuk dikunjungi. Sungguh tertarik untuk mengetahui kebesaran Illahi itu, pesona telagawarna, dan telaga yang lain, akan tetapi pak, mohon maaf ya saya masih pingin ber’ekspedisi’ candi-candi dulu, bukankah kata bapak masih ada beberapa candi di kawasan ini yang belum sempat saya kunjungi, apalagi waktu sudah menunjukkan jam 5 sore. Satu jagung bakar pedas Rp. 3.000,- Gandos gurih satunya Rp.1.000,-.
Dengan perasaan yang cukup puas, lega dan bangga kemudian saya berlalu dari kawasan candi Arjuna. Di ruko depan pintu masuk menghangatkan badan dengan menyeduh kopi susu hangat terlebih dulu ditemani semangkok mie rebus pake telur ala dieng.
Perjalan pulang yang sungguh tidak saya sangka, sungguh memacu adrenalin kearah ketakutan. Berbagi pengalaman, agar para sahabat tidak mengalami pengalaman seberat yang saya alami.
Dimulai dengan kecerobohan saya tangki vixion yang saya biarkan posisi jarum bensin di simbol merah alias E dan itu berarti hampir habis. Berbekal informasi pembuat kopi susu di warung tadi, yang katanya banyak penjual bensin di pinggir jalan, agak tenang pikiran saya. Yang terjadi sebaliknya, disepanjang jalan, yang jual bensin menutup warung dan berdiam diri dirumah, kabut saat itu mulai turun, hujan mulai deras. Dapat dibayangkan kekawatiran saya, bila bensin saya habis di tengah hujan (sementara Vixion kalau bensin sampai kehabisan bisa berabe) dan ditambah kabut pekat, jarak pandang tidak lebih 10m. Plat Platinum yang ada dikaki kanan saya juga mulai bereaksi dengan suhu super dingin, ditambah dengan celana yang basah lengkaplah penderitaan saya.
Untungnya jalan pulang 75% menurun, bersyukurnya lagi lampu motor bisa dinyalakan tanpa mengidupkan mesin walau resiko aki bekerja lebih keras. Ditengah perjalanan tidak henti tengok kanan kiri, terus mencari penjual bensin. Cukup jauh, sampai di desa PatakBanteng yang tahun lalu saya pernah berkunjung ke perpus didesa itu belum juga menemukan penjual bensin. Detak jantung semakin kencang karena banyak juga pengendara motor yang sudah kehabisan bensin, bahkan mereka membayar orang untuk membelikan bensin,(Ojek bensin) menggelikan tapi saya tidak bisa tertawa.
Hujan semakin deras dan kabut masih pekat, sesekali bertemu kendaraan berat dari arah wonosobo, jalan lengang dan sepi saat itu. Setelah melewati Gardu Pandang, keadaan mulai sedikit menenangkan,walau belum mampu membuat tersenyum sedikitpun, plus kabut mulai berkurang, akan tetapi hujan masih mengguyur. Hasil bertanya kesana kemari dipinggir jalan, ternyata bila kabut turun, para penjual bensin lebih suka menutup warung, dan itu terjadi tiap hari. Sungguh ceroboh apa yang saya lakukan.
Jagung Bakar Dieng
Akhirnya di satu daerah dengan turunan yang cukup tajam, ada satu penjual yang sesaat lagi menutup kiosnya. “Pak bensinnya masih ada?Masih mas….tapi hanya seliter saja” Wuahhh rasanya lega buanget… “Ahh tidak apa-apa….”  Satu masalah selesai. Masalah masih menimpa saya, selain tangan yang beku, kaki saya juga mulai sakit, padahal sudah saya lapisi dengan celana anti air. Kaos kaki dan sepatu yang basah menambah penderitaan saya. Satu-satunya harapan saya, adalah saya hampir sampai di kota Wonosobo, dan itu cukup melegakan hati saya. Pom Bensin pertama menjadi jujugan saya untuk menutupi kekurangan bensin ditangki untuk sampai rumah.
Sesampainya di Pusat kota Wonosobo, saya mencari kuliner khas: Mie ongklok. Sambil menikmati malam di Lapangan Alun-alun Mie Ongklok + sate sapinya saya lahap mengurangi rasa tersiksa di atas tadi. Kabar dari teman juga melegakan hati, bersedia meyambangi di alun-alun.
Untuk rute perjalanan pulang, saya melalui jalur Wonosobo-Kertek-Parakan-Temanggung-Secang-Jambu-Ambarawa-Ungaran-Gunungpati. Untuk perjalanan ini kilometer di motor menunjukkan jarak yang saya tempuh untuk ekspedisi kali ini 234km, dengan biaya keseluruhan yang harus saya keluarkan Rp. 120.000,- Cukup Murah untuk mendapatkan Pengalaman berharga ini. Setelah ini, kemanapun ekspedisi selanjutnya rencana harus lebih matang. Tambahan bila ke Dieng :
Jangan melupakan Jas Hujan,payung dan pakaian Hangat
Saat Hujan di Dieng
Siapkan Logistik Secukupnya
Cek Kondisi Kendaraan
BBM Kendaraan anda diperhatikan
Siapkan kondisi fisik anda  yang paling penting siapkan rencana yang matang.

Pemandian Senjoyo
Airnya Bening, Seger dan sejuk.
Pantes Saja Jaka Tingkir Mampir ke Sini

Senjoyo
Letaknya di Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
(deket Terminal Tingkir Salatiga)

Sebenarnya perjalanan ini saya tidak merencanakan, karena seorang teman kerja minta tolong nyariin kekurangan air buat siraman anaknya, jadilah saya meluncur ke SENJOYO. Jumat, 4 November 2011 setelah Jumatan, saya berangkat dari Ungaran. Kondisi cuaca yang tak berahabat alias hujan tak menghalangi saya, sempat beberapa kali berhenti untuk memakai jas hujan, rute yang kulalui sangat mudah, Ungaran-Bergas, Bawen,Tuntang, JLS Saltiga. Saat melewati JLS Salatiga pemandangan sungguh mengagumkan, kuasa Illahi membuat alam begitu indah 
Bentangan kabut yang membentang dari gunung Telomoyo melewati lembah dan menuju Gunung Merbabu seperti gerbang selamat datang.
Kabut yang cukup pekat cukup menambah dingin, pen bekas patah kaki yang belum sempat saya ambil terasa ngilu, sambil memakai kaos kaki agar sedikit hangat saya mengabadikan kabut pekat yang turun itu
Keluar dari JLS, ambil kanan lihat petunjuk 
 Ikuti petunjuk ini, masuk ke kiri kurang lebih 3km.
Mata Air Senjoyo
berada di wilayah kabupaten Semarang Tepatnya di Desa Tegalwaton Kabupaten Semarang, tapi banyak juga masyarakat kota Salatiga yang memanfaatkan Air Senjoyo.
Bening, dan segar. Langsung nampak ketika melihat pemandian di kolam utama ini
Pemandagan sangat alami, ditambah ikan yang berkeliaran bebas terlihat jelas, dan tak takut dengan orang yang sedang berenang di kolam.


Mohon maaf ya, kamera yang saya bawa belum ada autofocusnya, jadi ikannya agak kabur.
Berbagai batuan berelief peninggalan kuno masih ada di Senjoyo. Konon Pemandian Senjoyo ini digunakan oleh para putri raja....




Ada pula patung yang di kanan kirinya ada tempat pembakaran dupa. Juru kunci Sendang Senjoyo, Mbah Jasmin (81) mengatakan banyak juga orang yang melakukan larung untuk membersihkan diri jasmani dan rohani di Sendang itu.
Mbah Jasmin yang merupakan generasi ketiga penjaga Sendang Senjoyo menuturkan, menurut legenda, Mas Karebet atau Joko Tingkir pernah bertapa kungkum di Senjoyo. Kelak di kemudian hari, Joko Tingkir berkedudukan sebagai penguasa Kesultanan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijoyo.
Ada riwayatnya mengapa Senjoyo menjadi tempat kungkum. Konon, menurut legenda, Mas Karebet atau Joko Tingkir pernah bertapa kungkum di Senjoyo. Kelak di kemudian hari, Joko Tingkir berkedudukan sebagai penguasa Kesultanan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijoyo.

"Rumiyin, sak derengipun nyuwita ing Demak, Mas Karebet kungkum ing mriki (Senjoyo), ndadar kanuragan—Dulu sebelum mengabdi di (Kesultanan) Demak, Mas Karebet merendam diri di sini untuk berolah kesaktian," tutur Mbah Jasmin.

Legenda Senjoyo dengan Mas Karebet-nya itu masih populer di tengah masyarakat sampai saat ini. Konon, katanya, air sendang yang biasanya tenang tiba-tiba menyembur deras. Jika dibiarkan, bisa terjadi banjir.
Bujangan dari Desa Tingkir itu cepat memotong rambutnya untuk menyumbat mata air yang menggila. Konon rambut gondrong Joko Tingkir menjadi penyaring mata air sendang hingga air mengucur bening sampai hari ini. Itu cerita rakyat tentang Senjoyo. Secara administratif, Senjoyo masuk wilayah Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tapi secara geografis lebih dekat dengan Kota Salatiga, yaitu sekitar lima kilometer ke arah timur kota.
 
Pohon pohon besar yang berusia ratusan tahun ada di sini.


Salah satu pohon yang unik dan tua (dikeramatkan), ada sesajen, serta disekeliling pohon itu tertata bekas batuan persis bahan yang digunakan untuk candi.
Dari cerita Mbah Jasmin, diketahui juga bahwa banyak peristiwa yang terjadi di Sendang berkaitan dengan situasi politik nasional. Ia mengisahkan, sebelum Presiden Suharto lengser, di Sendang Senjoyo terjadi peristiwa aneh, yaitu tumbangnya sejumlah pohon beringin di sekitar Sendang. Tidak itu saja, sesaat setelah kebakaran menimpa keraton Solo beberapa tahun silam, peristiwa serupa juga terjadi, saat itu terjadi hujan angin yang hebat dan sejumlah pohon beringin tumbang.
Peristiwa menarik lainnya, yaitu suatu hari Sendang Senjoyo pernah didatangi seorang perwira TNI yang mau berangkat tugas ke Aceh, padahal sebelumnnya perwira tersebut sudah naik kapal laut di Semarang tapi tiba-tiba berbelok mendatangi Sendang terlebih dulu dan berdoa agar dirinya selamat selama melaksanakan tugas. Bahkan ia sempat mengambil air Sendang untuk dibagikan pada anak buahnya yang juga bertugas di Aceh.


Senjoyo : mengambil air.
Sampai saat ini Pemandian Senjoyo masih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, entah sekedar menikmati pemandangan, mandi dan berenang.

Kelebihan Senjoyo, walaupun Di musim kemarau  manakala beberapa daerah di Salatiga kesulitan air, Sendang Senjoyo tetap mengalir. Sendang itu terletak di Kelurahan Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dari pusat Kota Salatiga, jaraknya sekitar 4 km. Sendang tersebut hingga kini merupakan sumber mata air bagi warga Salatiga dan Kabupaten Semarang yang tak pernah kering walau kemarau panjang. Aliran mata air tersebut juga digunakan untuk kepentingan pertanian di dua daerah itu. 

Mengambil air untuk konsumsi, bahkan mencuci baju.
Senjoyo : ga usah ditiru...
Malah ada pula seorang pengunjung (yang tampaknya masyarakat sekitar senjoyo) yang berburu ikan pakai senapan, padahal jelas-jelas ada larangan mengambil ikan.
Belum adanya Pengelolaan yang maksimal menjadikan Senjoyo ini hanya tampil seadanya. seperti yang sudah-sudah, jika ada potensi, pasti banyak yang rebutan.... tapi tidak memperhatikan kelestarian ini.. yang penting uang..uang..uang.

Ruang Bawah Tanah Lawang Sewu

Published under ,
Hallo Guys. Saya Maya, langsung aja ya ke ceritanya...

Kejadiannya udah 3 tahun yang lalu waktu gw kelas 5 SD, gw lagi jalan2 ke Lawang Sewu Semarang Jawa Tengah. Saat itu gw bersama nyokap + bokap + teman bokap (suami istri) + temannya nyokap (2 orang laki-laki) dan 2 orang saudara gue (cewek semua berumur kurang lebih 21 tahun).

Ceritanya, gw lagi sama keluarga masuk bagian bawah tanahnya LAWANG SEWU, orang bilang banyak berbagai macam gaib dibagian bawah tanah itu. Setelah sampai di bawah tanah, gw sama keluarga sampai dimana tempat itu dulu digunakan sebagai penjara Belanda. Tempat itu sangat gelap dan penuh air semata kaki, jadi kita semua pake sepatu boot, bersama pemandunya.

Tiba-tiba gw mendengar seperti ada pengajian disitu, banyak suara orang, tetapi tidak jelas orang banyak itu bicara apa. Pada saat kejadian ini, hanya aku yang mendengar, keluarga ku tak mendengar. Lalu kita semua bersama pemandunya segera naik ke atas dan meninggalkan ruang bawah tanah tersebut.

Setelah di atas, kita semua memasuki ruangan satu persatu. Karena sesuai dengan namanya yaitu lawang sewu (bahasa Jawa) yang berarti pintu seribu. Saat memasuki ruangan itu, gw bersama bokap masuk, yang laen pada nunggu diluar. Tiba-tiba, gw dan bokap denger suara hii,hii,hii (suara kuntilanak). Saat itu juga gw dan bokap segera keluar.

Lalu kita semua melanjutkan jalan2 lagi ke lantai 2. Di lantai 2 temannya bokap gw (suami istri) sedang foto2, dia ga sengaja memfoto pohon. Dia merasa curiga sama ni gambar pohon, lalu di zoom. Setelah di zoom, terdapat gambar kepala gendoruwo. Pada saat itu kita semua jadi merinding. Langsung kita menuju ke lantai satu lagi.

Waktu turun di tangga, salah satu teman nyokap gue ngeliat penampakan bapak2 memakai baju putih. Langsung temannya nyokap gw nangis. Setelah itu kita langsung pulang.

Sorry kalau cerita nya gak nyambung (gaje)
^_^


Kisah Mistis di Balik Tragedi Sukhoi
Hilangnya pesawat komersial Sukhoi Superjet 100 menebar pula cerita mistis. Ada larangan gaib yang dilanggar pesawat bikinan Rusia ini.
Oleh: riza pahlevi
Jabar - Kamis, 10 Mei 2012 | 09:32 WIB

INILAH, Bandung – Hilangnya pesawat komersial Sukhoi Superjet 100 menebar pula cerita mistis. Ada larangan gaib yang dilanggar pesawat bikinan Rusia ini.
“Hilangnya pesawat tersebut kemungkinan terjadi karena salah satu awak pesawat ada yang melanggar pantangan atau larangan saat melewati Gunung Salak,” kata juru kunci Gunung Salak, Rantam, kepada INILAH, Rabu (9/5).
Rantam mengatakan, Gunung Salak memang tergolong salah satu tempat yang berbau mistis. Oleh karena itu, setiap orang yang melewatinya harus mempunyai tata krama atau izin kepada pihak penunggu gunung.
“Saat ini saya bersama tim (gaib) sedang berusaha mencari keberadaan pesawat tersebut. Untuk saat ini saya belum bisa menggambarkannya karena masih gelap atau belum kelihatan hilangnya pesawat tersebut,” ungkapnya.
Rantam pun mengajak semua pihak untuk berusaha dan berdoa. Dengan begitu, mudah-mudahan pesawat nahas itu cepat ditemukan dan penumpang yang ada dalam keadaan selamat.
Kisah mistis juga diungkap Ebenhard Hotma Panggabean, adik kandung Edward Edo M, salah seorang penumpang. Dia menyatakan dirinya menyandarkan keyakinannya kepada paranormal.
“Informasi yang saya terima, pesawat pecah dua. Kalau malam ini bisa ditemukan, kemungkinan penumpang yang selamat, besar,” kata Eben mengutip terawangan dari seorang paranormal melalui percakapan telepon, Rabu (9/5) malam atau tujuh jam setelah pesawat hilang.

Eben menceritakan obrolannya dengan paranormal itu kepada dua saudaranya yang juga menunggu cemas. “Berarti harus ditemukan malam ini juga,” kata perempuan berkacamata yang merupakan kerabat Eben.

Eben merupakan adik Edward M Panggabean, penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang hilang kontak pada pukul 14.33 WIB. Edward merupakan karyawan Indo Asia yang diberi kesempatan menjajal pesawat keluaran terbaru Sukhoi untuk kepentingan komersial itu.

Selain mereka, ada beberapa anggota keluarga lainnya yang datang, namun sebagian enggan untuk diwawancarai. Mereka pun masih tidak percaya jika nama-nama dari manifes pesawat adalah keluarganya.

Sheny Ayat mengaku sangat yakin menantunya, Ruli Dermawan (IndoAsia) selamat. Wanita tua ini terlihat sangat tabah dan tegar saat melihat daftar nama yang terpampang di dinding. “Saya yakin selamat, tetapi wallahua’lam bis-sawab,” katanya. [ing]